Cari Blog Ini

Kamis, 24 Juni 2010

aku belajar

aku telah belajar
bahwa kesan baik tak selamanya terpampang
kesan buruk tak mutlak sebuah karakter yang melekat


aku telah belajar
untuk tidak terlampau terkesima dengan sebuah kesan baik
pun aku telah belajar
untuk tidak segera memvonis buruk


aku telah belajar
bahwa memaafkan ternyata jauh lebih melapangkan


aku telah belajar 
untuk menerima yang baik dan yang buruk sesuai dengan porsinya


aku telah belajar
bahwa itu semua adalah keniscayaan


aku telah belajar 
bahwa tak ada manusia yang sempurna


aku telah belajar 
bahwa hanya Dia yang sempurna



Rabu, 23 Juni 2010

my sound

Masa lalu yang suram, setidaknya menurut pandanganku
Masa sekolah yang tidak menyenangkan
Penuh tekanan, ketertutupan, kerendahdirian
Entah bagaimana semua itu bisa timbul di benak seorang anak SD
Aku benci sekolah
Aku benci teman sekolah
Aku benci sekolah karena aku termasuk murid yang tidak pintar, sering dimarahi guru dan orang tua jika nilaiku jeblok
Aku benci teman sekolah karena jarang ada yang mau berteman denganku
Apalagi menjadikanku sahabat atau teman sepermainan
Mereka hanya mau bermain dengan anak yang pintar, cantik dan kaya
Huhh!!
Saat itu aku benci orang dewasa
Mereka berkata dan berbuat seenaknya
Seakan seorang anak kecil tak punya hati, tak kan bersedih, tak tau bagaimana harus tersinggung atau bahkan merasa direndahkan
Mereka salah besar!
Anak kecil sangat perasa
Perlakuan kasarmu itu akan tersimpan dengan baik di memori otak mereka yang memang baru terisi sedikit
Terkadang orang tua pun tak pandai ”merasa” dengan benar
Yah...
Singkatnya, memori itu masih ada, tak terhapus, bahkan masih menorehkan nyeri setiap kali kuputar filmnya...
Untunglah pada beberapa tahun usia sekolahku aku berhasil keluar dari rumah yang telah membesarkanku
Sungguh diluar dugaan,
Berkat sedikit saja usaha
Aku berhasil mendapat pengakuan itu, teman, sahabat, penghargaan dari teman, dosen, kampus dan yang lainnya
Kota besar yang aku tinggali saat itu jauh lebih besar dari kampungku, tapi dalam pandanganku justru lebih mulia, bersahabat, dan penuh kasih sayang, oya,,,dan juga lebih terhormat!
Tidak seperti di kampungku!!!
Makanya setiap kali aku pulang, aku sama sekali tidak tertarik untuk keluar rumah bersama teman, atau mencari teman
Reuni? I don’t like that!!!
Tempat paling aman bagiku adalah rumah

Pada masa2 perantauan itu aku merasakan tubuhku mengalami metamorfosa
Bagai kepompong yang menjadi kupu-kupu, menari-nari bersemangat, menghirup udara bebas
Hmm ...rasanya sangat indah
Pada tahun-tahun terbaikku yang singkat itu
Aku mampu merasa sesukaku
Berekspresi sebebasnya
Tak ada tekanan, apalagi rasa rendah diri yang bertahun-tahun lamanya kuidap
Aku berhasil menjadi aku yang sebenarnya
This is the real me...
Bagai penyelam yang menggapai permukaan laut
Begitu merindukan sinar hangat mentari yang menenangkan
Tak perlu tabung oksigen, aku bisa bernapas sepuasnya, sebanyak-banyaknya

Hmm..tapi akhirnya aku harus kembali juga ke tanah yang membesarkanku
Lagi-lagi...dengan sedikit usaha dan kesangsian yang cukup nyata
Aku mulai menjalani kehidupan disini
Dan ternyata...aku sangat bersyukur
Karena aku menemukan pelangi indah yang melengkung manis diatas kota ini
Sungguh hatiku telah tertawan dengannya...
Tanpa kusadari...entah kapan mulainya...
Aku mulai mencintai kotaku ini...
Disini, ditempat lain disisi kota
Sungguh aku merasakan cinta dan kasih sayang para penghuninya
Begitu nyaman menyelimutiku
Ahh...ternyata aku salah...
Mereka ada...hanya aku yang baru menemukannya
Teman-teman baru ditempat kerja,,,di sebuah tempat di majelis dzikir,,,mahasiswaku...
Mereka adalah keluarga baruku...
They are amazing...i don’t wanna lose them,,,no…sure I won’t
Cause I will keep them inside my heart…
So that I’ll never lose them…J
Semoga segala kesan yang baik2 tidak berubah…amiinn 







Minggu, 20 Juni 2010

COOPER VO2 MAX TEST

Dalam olahraga istilah VO2Max tentu bukanlah asing. Apa VO2Max itu? Kenapa atlet apabila di test VO2Max begitu takut untuk melakukan dan mengetahui hasilnya?.

VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.

Kita perlu ketahui juga faal dari tubuh manusia. Setiap sel membutuhkan oksigen untuk mengubah energi makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap pakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan membutuhkan lebih banyak oksigen. Sel otot membutuhkan banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita.

Dengan mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja.
Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot.
Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume Anda dalam mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan atlet yang dirasakan akan menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga tanpa konsentrasi yang prima terhadap suatu permainan, sudah hampir dipastikan kegagalan yang akan diterima.

Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet dapat diperkirakan dari kapasitas aerobik atlet yang kurang baik. Kapasitas aerobik menunjukkan kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh (VO2Max).
Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan.

Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit.
VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.

Sekalipun memiliki stamina yang istimewa, atlet tetap harus memiliki penguasaan teknik cabangnya dengan baik. Sebab, dengan teknik yang baik, sang atlet akan efisien dalam bertarung. Artinya, sekalipun lawannya memiliki stamina yang istimewa, tetapi teknik pas-pasan, atlet kita yang bakal menang.

Bagaimana mengukur VO2 max ?

Sebagai pertimbangan dalam mengukur VO2 max adalah tes harus diciptakan demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot jantung harus berlangsung maksimal. Kegiatan fisik yang memenuhi criteria ini harus:
1. melibatkan minimal 50 % dari total masa otot. Aktivitas yang memenuhi criteria ini adalah lari, bersepeda, mendayung. Cara yang paling umum dilakukan dengan lari di Treadmill, yang bisa diatur kecepatan dari sudut inklinasinya
2.
Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja jantung maksimal. Umumnya berlangsung 6 sampai 12 menit.


Salah satu alat ukur VO2Max adalah metode Cooper Test, metode ini cukup sederhana, tanpa biaya yang mahal dan akurasinya cukup wajar. Yakni atlet melakukan lari/jalan selama 12 menit pada lintasan lari sepanjang 400 meter. Setelah waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet tersebut dicatat.

Rumus sederhana untuk mengetahui VO2Maxnya adalah : Jarak yang ditempuh dalam meter - 504.9) / 44.73.
Contoh : Budi melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang dicapai (2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min

Disamping itu ada beberapa cara untuk mengetahui kapasitas VO2Max, seperti :
• 2.4km Run Test
• Astrand 6 minute Cycle test - VO2max test on a static bike
• Balke VO2max test - suitable for endurance sports
• Cooper VO2max test - suitable for endurance sports
• Conconi test
• Harvard Step Test - measure of cardiovascular fitness
• Multistage Fitness Test or Bleep test - VO2max test for endurance sports
• Treadmill VO2max test - VO2max test
• VO2max from non-exercise data - VO2max test


Contoh lebih banyak dari Cooper VO2max test  dapat disimak dari halaman olahraga kompas sebagai berikut :

Pemain Baru Persebaya

Laporan Wartawan Kompas Ingki Rinaldi
SURABAYA, KOMPAS - Persebaya Surabaya sampai selasa (9/1) belum kedatangan pemain asing tambahan untuk mengikuti seleksi, selain striker asal Brasil, Jocimar, yang tiba sehari sebelumnya. “Jocimar sudah mulai ikut latihan sejak Selasa (9/1) pagi,” papar Pelatih Fisik Persebaya, Stefano “Teco” Cugurra mengenai penyerang yang merupakan bagian dari sejumlah pemain Brasil yang sebelumnya didatangkan PSSI untuk dinaturalisasi kewarganegaraannya guna dijadikan pemain tim nasional itu.

Sementara itu, kondisi fisik para pemain top di Persebaya saat ini ternyata sangat menyedihkan. Berdasarkan hasil cooper test yang dilakukan tercatat Mat Halil, Anang Ma’ruf, Bejo Sugiantoro, dan Mursyid Effendi berada di peringkat ke 13, 15, 16, dan 17 dari 23 pemain yang mengikuti tes tersebut.

Tes yang menggunakan metode berlari dalam jarak maksimal yang bisa ditempuh 12 menit itu juga mengukur kapasitas paru-paru menampung oksigen atau besaran VO2 Max.

Dari tes tersebut diketahui Mat Halil hanya mampu menempuh jarak 2,9 kilometer (km) dengan VO2 Max 53,4, diikuti Anang Ma’ruf yang berlari sejauh 2,88 km dengan VO2 Max 53. Padahal, standar yang setidanya dipenuhi untuk pemain di
Indonesia adalah tercapainya jarak 3 km dari standar pemain di dunia internasional sejauh 3,2 km.

Bejo hanya mampu berlari sejauh 2,82 km dengan VO2 Max 51,7 atau turun dari tes terakhir pada 13 Agustus 2005 saat ia mampu berlari 2,855 km dengan VO2 Max 52,4. Sedangkan Mursyid Effendi berlari hanya 2,815 km serta VO2 Max 51,5 atau sama saja dengan kondisinya pada saat tes terakhir.

Pemain yang punya nilai tertingggi adalah mantan gelandang Persija, Marwal Iskandar, yang mampu berlari 3,25 km dengan VO2 Max 61,3. Hasil mengejutkan dibukukan striker gaek Reinald Pietersz yang ternyata mampu berlari sejauh 3,015 km dengan VO2 Max 56, atau setingkat di atas Uston Nawawi yang berada di urutan kedelapan dengan jarak lari 3,005 km dan VO2 Max 55,8.

Sedangkan jarak antara Marwal hingga Reinald hanya dua pemain seleksi yakni, gelandang bertahan lokal Yuski, eks bomber Persitara dari Kamerun Boumsong JP, serta pemain lokal Nurcholis dan Aulia Tri Hartanto, serta gelandang asal Uruguay, Roberto Lopez.

Kondisi ini ironis mengingat para pemain top yang selama ini dibanggakan sebagai ikon Persebaya itu juga menerima kontrak terbesar. Untuk musim lalu, Bejo dikontrak Rp 525 juta, diikuti Anang Ma’ruf yang dikontrak Rp 500 juta.

Dari tes itu juga diketahui, satu pemain seleksi atas nama Gustavo Chena berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Kemampuannya yang hanya berlari sejauh 2,795 km dengan VO2 Max 51,1 menempatkannya pada urutan terakhir tes tersebut di antara para pemain non kipper.
Padahal, Chena merupakan salah satu pemain yang masih dipertahankan Pelatih Ibnu Grahan untuk mengikuti seleksi. Ibnu yang sebelumnya sempat menentukan tinggal membutuhkan dua Striker asing segera mengubah keputusannya, begitu mengetahui penampilan Chena ternyata berada di atas rata-rata.

sumber :

LELAKI PENGETUK PINTU SURGA

"Cinta..'... Selamat Ulang Tahun..." bisik seraut wajah tampan tepat di hadapanku. "Hmm..." aku yang sedang lelap hanya memicingkan mata dan tidur kembali setelah menunggu sekian detik tak ada kata-kata lain yang terlontar dari bibir suamiku dan tak ada sodoran kado di hadapanku.

Shubuh ini usiaku dua puluh empat tahun. Ulang tahun pertama sejak pernikahan kami lima bulan yang lalu. Nothing special. Sejak bangun aku cuma diam, kecewa. Tak ada kado, tak ada black forest mini, tak ada setangkai mawar seperti mimpiku semalam. Malas aku beranjak ke kamar mandi. Shalat Subuh kami berdua seperti biasa. Setelah itu kuraih lengan suamiku, dan selalu ia mengecup kening, pipi, terakhir bibirku. Setelah itu diam. Tiba-tiba hari ini aku merasa bukan apa-apa, padahal ini hari istimewaku. Orang yang aku harapkan akan memperlakukanku seperti putri hari ini cuma memandangku.

Alat shalat kubereskan dan aku kembali berbaring di kasur tanpa dipanku. Memejamkan mata, menghibur diri, dan mengucapkan. Happy Birthday to Me... Happy Birthday to Me.... Bisik hatiku perih. Tiba-tiba aku terisak. Entah mengapa. Aku sedih di hari ulang tahunku. Kini aku sudah menikah. Terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih dari ini. Aku berhak punya suami yang mapan, yang bisa mengantarku ke mana-mana dengan kendaraan. Bisa membelikan blackforest, bisa membelikan aku gamis saat aku hamil begini, bisa mengajakku menginap di sebuah resor di malam dan hari ulang tahunku. Bukannya aku yang harus sering keluar uang untuk segala kebutuhan sehari-hari, karena memang penghasilanku lebih besar. Sampai kapan aku mesti bersabar, sementara itu bukanlah kewajibanku.

"Cinta kenapa?" tanya suamiku dengan nada bingung dan khawatir.
Aku menggeleng dengan mata terpejam. Lalu membuka mata. Matanya tepat menancap di mataku. Di tangannya tergenggam sebuah bungkusan warna merah jambu. Ada tatapan rasa bersalah dan malu di matanya. Sementara bungkusan itu enggan disodorkannya kepadaku.
"Selamat ulang tahun ya '..." bisiknya lirih. "Sebenernya abi mau bangunin kamu semalam, dan ngasih kado ini... tapi kamu capek banget ya? Ucapnya takut-takut.
Aku mencoba tersenyum. Dia menyodorkan bungkusan manis merah jambu itu. Dari mana dia belajar membukus kado seperti ini? Batinku sedikit terhibur. Aku buka perlahan bungkusnya sambil menatap lekat matanya. Ada air yang menggenang.
"Maaf ya mi, abi cuma bisa ngasih ini. Nnnng... Nggak bagus ya mi?" ucapnya terbata. Matanya dihujamkan ke lantai.

Kubuka secarik kartu kecil putih manis dengan bunga pink dan ungu warna favoritku. Sebuah tas selempang abu-abu bergambar Mickey mengajakku tersenyum. Segala kesahku akan sedikitnya nafkah yang diberikannya menguap entah ke mana. Tiba-tiba aku malu, betapa tak bersyukurnya aku.
"Jelek ya Cinta? Maaf ya '... aku nggak bisa ngasih apa-apa.... Aku belum bisa nafkahin kamu sepenuhnya. Maafin aku ya cinta'..." desahnya.
Aku tahu dia harus rela mengirit jatah makan siangnya untuk tas ini. Kupeluk dia dan tangisku meledak di pelukannya. Aku rasakan tetesan air matanya juga membasahi pundakku. Kuhadapkan wajahnya di hadapanku. Masih dalam tunduk, air matanya mengalir. Rabbi... mengapa sepicik itu pikiranku? Yang menilai sesuatu dari materi? Sementara besarnya karuniamu masih aku pertanyakan.

"Bi' lihat aku...," pintaku padanya. Ia menatapku lekat. Aku melihat telaga bening di matanya. Sejuk dan menenteramkan. Aku tahu ia begitu menyayangi aku, tapi keterbatasan dirinya menyeret dayanya untuk membahagiakan aku. Tercekat aku menatap pancaran kasih dan ketulusan itu. "Tahu nggak... kamu ngasih aku banyaaaak banget," bisikku di antara isakan. "Kamu ngasih aku seorang suami yang sayang sama istrinya, yang perhatian. Kamu ngasih aku kesempatan untuk meraih surga-Nya. Kamu ngasih aku jundi'," senyumku sambil mengelus perutku. "Kamu ngasih aku sebuah keluarga yang sayang sama aku, kamu ngasih aku mama...." bisikku dalam cekat.
Terbayang wajah mama mertuaku yang perhatiannya setengah mati padaku, melebihi keluargaku sendiri. "Kamu yang selalu nelfon aku setiap jam istirahat, yang lain mana ada suaminya yang selalu telepon setiap siang," isakku diselingi tawa. Ia tertawa kemudian tangisnya semakin kencang di pelukanku.

Rabbana... mungkin Engkau belum memberikan kami karunia yang nampak dilihat mata, tapi rasa ini, dan rasa-rasa yang pernah aku alami bersama suamiku tak dapat aku samakan dengan mimpi-mimpiku akan sebuah rumah pribadi, kendaraan pribadi, jabatan suami yang oke, fasilitas-fasilitas. Harta yang hanya terasa dalam hitungan waktu dunia. Mengapa aku masih bertanya. Mengapa keberadaan dia di sisiku masih aku nafikan nilainya. Akan aku nilai apa ketulusannya atas apa saja yang ia berikan untukku? Hanya dengan keluhan? Teringat lagi puisi pemberiannya saat kami baru menikah... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...

)I(hamzah)I(

01/11/04

(Di ambil dari catatan Harian Istriku Ummu Jundi...ketika di awal-awal ,merintis karier....Ya Rabbana Bantu Kami Ke SurgaMu)

Kamis, 17 Juni 2010

heart disease

menyusuri relung hati
kadang langitnya cerah 
tak jarang dirundung mendung tak berkesudahan


wahai hati yang berpenyakit
bertahanlah...
akan datang masa 
dimana kau akan pulih


ditengah nestapa yang seakan menyamudera
langkah kaki kian berat
kesah berebut menyesaki dada
remuk redam rasanya...


wahai hati...
bertahanlah...
kelak semua itu akan mereda


wahai jiwa...
engkau layaknya mereka
engkau juga tak sempurna
kau pun bisa berteriak kesakitan


namun redamlah rintih sakit itu
dalam hati
hingga tak seorang pun menyadari
bahwa sebenarnya kaulah si pesakit itu


menangislah dalam lengkung senyum
berdamailah dengan jiwa yang bergemuruh
gemuruh itu sungguh memekakkan telinga
tak seorang pun menyadari
kecuali engkau


aku tahu dengan pasti
bahwa ketika kau sedang sakit
tak ada obat yang mumpuni menyembuhkanmu
tak ada petuah hangat menyejukkanmu


ketika kau sedang jalang
berdamailah...
berdamailah dengan hatimu
tarik ia ke sudut relung
peluk dan dekaplah hatimu
agar ia tenang
agar ia bisa bersandar ditengah peluh yang membanjir
agar ia menemukan kedamaian itu
jalan terang itu


aku pun tahu dengan pasti
bahwa sekuat tenaga ia akan berontak
tapi kau tak boleh melepaskannya
jangan biarkan ia lari 
lalu tersesat tak menemukan jalan pulang


kau adalah tameng
kau adalah perisai
kau adalah antibodi bagi virus maha mematikan 


wahai jiwa yang bersemayam dalam dada
tak perduli seberapa parah penyakitmu
seberapa mengenaskan kondisimu
seberapa dalam ia menggerogotimu


namun tuk yang kesekian kali
kukatakan padamu
kalau aku tak kan menyerah
sampai kapanpun


kau boleh menggerogotiku 
tapi kutegaskan padamu
aku tak kan bergeming


aku beritahu kau
aku masih sanggup tersenyum
diantara nyanyian lara yang berdengung-dengung


sekarang kaulah yang menjadi budakku
karena aku tak sudi menurutimu
aku tahu
pada akhirnya aku akan menang
karena ini bukan kedatanganmu yang pertama


kau tak tahu
bahwa setiap kali kau datang
aku selalu sudah lebih kuat dari yang kau kira


dan sekarang,,,
seringai itu kutujukan padamu
seringai penghinaan
karena kau untuk kesekian kali 
menuai kegagalan yang menyakitkan 
karena tak sanggup menaklukkanku





Selasa, 15 Juni 2010

DIRI - DIRI MANUSIA

 DIRI – DIRI MANUSIA

Soal, masalah, problema
Adalah suatu keniscayaan
Yang akan menimpa manusia

Ada orang lain yang berada
Pada waktu dan tempat yang salah
Difitnah dan dijatuhkan
Sedemikian rupa

Rugi materi...terlebih lagi...
Immateri...psikis...trauma...
Kepercayaan diri...dan nama baik...
Semua rusak berantakan 

Siapa yang bertanggung jawab?
Tentu saja sang pelaku kejahatan
Bila pengadilan dunia tak mampu
Merampungkan masalahnya...
Maka tak ada yang lebih adil
Daripada pengadilan akhirat
Wamayya’mal mitsqoola dzarrotin syarroyyaroh

Di lain pihak...ada pula,,,
Pesalah yang disalahi...
Tapi tak terima...
Malah balik menyerang...mengancam..

Walau sesal mampir jua dibenaknya
Hingga kata maaf meluncur dari mulut
Sepetik azzam pun terlontar
”tak kan mengulangi”
Pengampunan pun akhirnya diberikan
Namun tentu saja tak cuma-cuma
Bersyarat!

Apa lacur, janji tinggal janji
Sejengkal pun tak ditunaikan
Hanya yang mampu menghargai
Yang layak dihargai



Masing-masing diri akan memberitakan
Jati diri yg terpancar
Mewibawa mengesankan
Atau menghinakan mengesalkan


Kamis, 10 Juni 2010

painnnfulll

ketika langit hati berselimutkan duka
tak ada yg bisa menghapusnya
mengapa berkali-kali
harus merasakan kesakitan yg sama
kepayahan yg sama

bilakah hentinya semua ini
bagai roda zaman yg terus berputar
menyisakan titik-titik luka tak terhapuskan

mereka berkata..."sudah...tak usah diratapi..."
alangkah ringan mulut berucap
padahal kau tak pernah paham rasanya

10th june, 2010