Cari Blog Ini

Kamis, 25 Februari 2010

suara hati seorang jundi

salah satu prinsip jamaah yang paling terkenal adalah adanya ketaatan jamaah sebagai jundi kepada qiyadahnya. satu komando, satu suara, satu gerakan. sami'na wa ato'na. setiap muslim seharusnya adalah bagian dari jamaah. karena hanya dengan berjamaah kita akan kuat dan membangun kekuatan islam.
di indonesia banyak berkembang harokah2 dengan kekhasan ideologinya masing2. selama masih berkiblat pada satu Tuhan dan satu Rasul yaitu Muhammad SAW tentu hal itu bukan masalah dan tidak perlu menjadi masalah apalagi berkembang dan menajam menjadi kecenderungan untuk menilai diri lebih benar atau bahkan paling benar.
tapi memang begitulah yang kurasakan. secara tidak langsung, sengaja atau tidak, begitu kita masuk kedalam sebuah jamaah, pelan2 kita akan mulai tau bagaimana "warna" dan "rasa" mereka. hm...jamaah yang "sehat" adalah jamaah yang tidak berlebihan dan sombong mengatakan bahwa merekalah yang paling benar, yang paling sholeh (na'udzubillah). tapi yang sehat adalah yang memberikan pilihan kepada para kadernya ingin tetap disini, atau "jatuh hati" pada yang lain, mereka memang menginginkan komitmen, tidak ada dualisme, dan ketaatan KEPADA SISTEM bukan FIGUR. dan sungguh memang tidak pernah ada sebuah paksaanpun yang aku alami yang membuat aku "ilfeel" dan ingin menjauh dari jamaah ini. mereka menyampaikan dengan penuh logika dan tentu saja yang membuatku tetap lengket sampai sekarang bahwa pilihan itu disampaikan dengan hati. percayalah, setiap pesan yang disampaikan dari hati insya Allah akan sampai juga ke hati. dan siapa yang bisa menjamin bahwa itu adalah benar2 hubungan dari hati ke hati? tak lain dan tak bukan adalah si hati itu sendiri. tentu saja dengan catatan hati itu haruslah hati yang bersih, tidak dengki dan penuh prasangka kepada saudara seiman. 
lalu dalam sepak terjangnya tentu saja para "pendekarnya" dalam mengusung aspirasi jamaah (ummat) yang tertuang dalam ranah kongkrit, salah satunya berupa keterlibatan dalam parlemen, tidak lepas dari salah dan khilaf. lha wong pendekar juga manusia kok, rocker aja juga manusia, ya wajar2 aja kalo salah, lupa, sedikit emosi yang tidak jarang menimbulkan secercah underestimate (bener ga nih grammarnya?^^) bagi segolongan awam bahkan dari tubuh jamaah itu sendiri. tapi kami lagi2 dengan hati disampaikan bahwa hal itu wajar saja, mungkin mereka khilaf.
suhu politik dan halaqoh itu jauh berbeda. jika politik itu hitungan detik dan tidak jarang ekstrim, maka halaqoh jauh lebih lambat dan tenang, adem ayem aja gitu loh. lalu kami ber "ooo" ria sambil manggut2 tanda mengerti, atau dingerti2in dulu, ntar belakangan baru nanya lagi,hehe..
kami diajari untuk percaya (tsiqoh) kepada para petinggi kami sebagai bagian dari loyalitas kepada jamaah atau sistem, sekali lagi bukan figur semata.
lalu pertanyaannya, kenapa kami begitu loyal kepada sebuah sistem? jawabannya adalah apa2 yang menjadi pondasi dari bangunan jamaah itu, apa2 yang menjadi sendi2nya, apa2 yang mengaliri nadi2nya. lalu apakah sesuatu itu? ialah al islam tidak lain dan tidak bukan. quran dan sunnah yang suci, sistem pembibitan  yang sangat hati2 dan detail, setapak demi setapak membangun sosok2 bersyakhsyiah islamiah, yang menggunakan metode paling teruji keunggulannya sampai detik ini. terdiri dari kelompok2 kecil berhati bening, madrasah sederhana para pemburu ilmu, menautkan hati dan hati dengan kalimah illahi, bercermin azzam kepada salafusshalih yang begitu luhur; allahu ghoyatuna, rasul qudwatuna, al quran dusturuna, al jihad sibiluna, dan menuju final destination jannah yang agung dengan asma amanina. dan tahukah kau metode spektakuler ini telah dipraktekkan sejak 14 abad yang lampau dengan tangan dan lisannya, juga segenap sumber dayanya oleh baginda Rasul yang mulia. Allahu akbar. itulah inti dari kekuatan kami, ruh perjuangan kami, spirit dan ghiroh kami yang membuat kami tak mudah goyah dan berpindah ke lain hati. bukan pada figur, sekali lagi, tapi lebih kepada apa yang melandasi itu semua. semua itu begitu tertanam dalam benakku.
lalu apa2 yang menjadi buah dari pemikiran pendekar2 kami, walau tak sepenuhnya bersesuaian pada hati2 kami tetap kami yakini bahwa ada pertimbangan mendasar yang membuat diterbitkannya sebuah pernyataan sikap yang mewakili organisasi kami. itu yang kami yakini dan kami bela, bukan isi dan detail tiap baris kata perkatanya yang sangat mungkin ditafsirkan sangat beragam oleh khalayak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar